Biografi Mbah Tumenggung Jogonegoro

Biografi Mbah Tumenggung Jogonegoro
Biografi Mbah Tumenggung Jogonegoro
Biografi Mbah Tumenggung Jogonegoro

Tumenggung Jogonegoro merupakan tokoh yang tak lepas dari sejarah Wonosobo. Beliau lahir pada hari Minggu Wage, 4 Agustus 1675 dan merupakan salah satu keturunan bangsawan dari Yogyakarta. Tumenggung Jogonegoro merupakan seorang Bupati Kerajaan Mataram, mula-mula sebagai kepala prajurit ia bernama Ng. Singowedono. Karena jasanya terhadap kerajaan beliau mendapat gelar Raden Tumenggung Jogonegoro. Peristiwa ini terjadi pada masa menjelang perang Diponegoro atau pada era pemerintahan Sultan Sepuh atau Sultan Hamengku Buwono II. Tumenggung Jogonegoro sendiri merupakan cucu dari pendiri Wonosobo yaitu Kyai Karim.

Waktu terjadi Perang Diponegoro (1825-1830 M) atau yang dikenal dengan Perang Babat Jawa, Mbah Jogonegoro ditugaskan untuk memimpin pasukan di Daerah Kedu serta menggalang kekuatan dari pemuda Kedu dan sekitarnya sampai Beliau menetap di Daerah Wonosobo yang sekarang menjadi Desa Plobangan Kecamatan Selomerto, selain sebagai seorang panglima pasukan, Beliau Mbah Jogonegoro juga seorang Ulama yang menyebarkan Agama Islam, Beliau juga sebagai tokoh yang menjadikan cikal bakal berdirinya Kota Wonosobo di zaman Perang Diponegoro bersama sahabat-sahabat seperjuangan seperti :

  1. Mbah Kyai Walik (Al Habib Husein bin yahya) yang makamnya di Dusun Ketinggring Desa Kalianget Wonosobo,
  2. Mbah Kyai Walik (Al Habib Utsman bin Yahya) yang dimakamkan di belakang Masjid Al Mansyur Wonosobo,
  3. Mbah Kyai Selomanik yang makamnya di Kaliwiro Wonosobo,
  4. Raden Sutodrono (Al Habib Umar bin Abdurrahib ba Syaiban) yang dimakamkan di Desa Kaligintung Kecamatan Watumalang Wonosobo,
  5. Raden Arjo Diwiryo (Al Habib Awud bin Husein bin Yahya) kakak kandung Raden Saleh (Mastro Pelukis Nasional)
  6. Juga seperti KH. Asy'ari serta ulama'-ulama' lain yang tersebar di Wilayah Kabipaten Wonosobo dan sekitarnya.

Pada waktu perang Diponegoro meletus. Tumenggung Jogonegoro bergerak dan bergabung dengan pasukan Pangeran Diponegoro dan melakukan siasat perang gerilya. Dalam perang ini sampailah Tumenggung Jogonegoro dan prajuritnya di daerah Plabongan. Plabongan menjadi ibu kota Kabupaten Wonosobo pada waktu itu dan dikenal sebagai Wonosobo Plabongan. Di tempat inilah Tumenggung Jogonegoro bertahan hingga mangkatnya. Beliu wafat pada hari Kamis Pon, 6 Februari 1755.

Makam Tumenggung Jogonegoro terletak di desa Pekuncen, Selomerto. Konon ketika beliau wafat, rencana akan dimakamkan di sebelah barat sungai serayu demi keamanannya. Sebab orang-orang Belanda sering melecehkan makam-makam orang terkenal. Namun setelah jenazah dibawa menyebrang Sungai Serayu, tiba-tiba terjadi banjir besar sehingga rombongan harus kembali.

Sampai sekarang Tumenggung Jogonegoro dikenal sebagai tokoh yang sakti dan mempunyai daya linuwih, hingga banyak masyarakat Wonosobo masih menkeramatkan beliau. Dalam berbagai acara seperti mujadahan nama Tumenggung Jogonegoro sering disebut untuk melantarkan hajat bahkan tiap hari Kamis Wage, Jumat Kliwon, Senin Wage, dan hari Selasa Kliwon masih banyak orang berziarah dengan maksud tujuan masing-masing.

Tempat ziarah di Pekuncen ini tidak terlalu jauh dari Kota Wonosobo kira-kira 15 menit perjalanan ke arah Selatan atau ke arah Purwokerto. Untuk menuju ke sana dapat mempergunakan kendaraan pribadi maupun menggunakan angkutan umum jurusan Wonosobo-Sawangan yang banyak tersedia. Jika menggunakan kendaraan umum peziarah akrab berjalan beberapa waktu untuk mencapai makam. Di kompleks makam Pekuncen tidak hanya makam Tumengung Jogonegoro saja yang berada di sana namun juga makam keluarga dan para pembantu setianya seperti Kyai Pulanggeni dan Kyai Sanggageni.

Sisilah Nasab

Jalur Ayah

  1. KRT Djogo Negoro Bin
  2. Raden Sutomarto 1 (Kyai Ageng Asmoro Gati). Bin
  3. Raden Burhanuddin (KRT Kerto Waseso 1) Bin
  4. Raden Achmad Husein (Kyai Ageng Alang-Alang) Bin
  5. Raden Syahid (Sunan Kalijogo) Bin
  6. Raden Sahur (Tumenggung Wilotikto) Bin
  7. Syaikh Subakir alias Sayid Muhammad Al-Baqir alias Mansur Bin
  8. Sayid Ali Nuruddin Bin
  9. Sayid Achmad Jalaluddin Bin
  10. Sayid Abdullah Khon Bin
  11. Sayid Abdul Malik Azmatkhan Bin
  12. Sayid Alwi Ammil Faqih Bin
  13. Sayid Muhammad Shahib Mirbath Bin
  14. Sayid Ali Khali’ Qasam Bin
  15. Sayid Alwi Bin
  16. Sayid Muhammad Bin
  17. Sayid Alwi Bin
  18. Sayid Ubaidillah Bin
  19. Sayid Achmad Al-Muhajir Bin
  20. Sayid Isa Ar Rumi Bin
  21. Sayid Muhammad Al Kadzim Bin
  22. Sayid Ali Al-Uraidhi Bin
  23. Sayid Ja’far AsShadiq Bin
  24. Sayid Muhammad Al-Baqir Bin
  25. Sayid Ali Zainal Abidin Bin
  26. Sayyidina Al-Husain Assahyid Bin
  27. Sayyidah Fathimah Az-Zahra Binti
  28. Sayyidina Muhammad Rasulullah SAW

Ada 2 Versi silsilah Sunan Kalijaga:

  1. Sunan Kalijaga bernasab ke Abbas bin Abdul Mutholib (pendapat lemah)
  2. Sunan Kalijaga bernasab ke Rasulullah (pendapat yang kuat)

Silsilah Sunan Kalijaga yang bernasab ke Rasulullah, bersumber pada:

  1. Kitab Syamsud Dhahirah, Karya Al-Habib Abdurrahman bin Muhammad bin Husain Al-Masyhur
  2. Kitab Nasab Wali Songo, Karya Al-Habib Bahruddin Azmatkhan Ba'alawi Al-Husaini
  3. Data Kantor Pusat Rabithah Alawiyyah

Jalur Ibu

  1. KRT Djogo Negoro Bin
  2. Dewi Salamah (Nyai Ageng Asmoro Gati) Binti
  3. Kyai Abdul Karim. Bin
  4. Kyai Hasan Bin
  5. Pangeran Suryo Negoro Bin
  6. Raden Mas Garendi (Sunan Mas) Bin
  7. Sunan Amangkurat Jawa Bin
  8. Sunan Amangkurat Amral Bin
  9. Sunan Amangkurat Agung Bin
  10. Sultan Agung Mataram Bin
  11. Mas Djolang (Panembahan Hanyokrowati) Bin
  12. Panembahan Senopati Bin
  13. Kyai Ageng Pemanahan Bin
  14. Kyai Ageng Anis Bin
  15. Kyai Ageng Selo Bin
  16. Kyai Ageng Abdulloh Getas Pandowo Bin
  17. Dewi Nawang Sih Binti
  18. Sayid Nur Rohmat (Kyai Ageng Tarub 1) Bin
  19. Sayyid Ibrohim (Syaikh Maghribi) Bin
  20. Sayid Jalaluddin Akbar Bin
  21. Sayid Achmad Jalaluddin Bin
  22. Sayid Abdullah Khon Bin
  23. Sayid Abdul Malik Azmatkhan Bin
  24. Sayid Alwi Ammil Faqih Bin
  25. Sayid Muhammad Shahib Mirbath Bin
  26. Sayid Ali Khali’ Qasam Bin
  27. Sayid Alwi Bin
  28. Sayid Muhammad Bin
  29. Sayid Alwi Bin
  30. Sayid Ubaidillah Bin
  31. Sayid Achmad Al-Muhajir Bin
  32. Sayid Isa Ar Rumi Bin
  33. Sayid Muhammad Al Kadzim Bin
  34. Sayid Ali Al-Uraidhi Bin
  35. Sayid Ja’far AsShadiq Bin
  36. Sayid Muhammad Al-Baqir Bin
  37. Sayid Ali Zainal Abidin Bin
  38. Sayyidina Al-Husain Assahyid Bin
  39. Sayyidah Fathimah Az-Zahra Binti
  40. Sayyidina Muhammad Rasulullah SAW

6 komentar

  1. Anonim
    Ngawur...
    Beliau wafat 1755, perang diponegor tahun 1825.
    1. elzeno
      elzeno
      Maaf, kalau boleh minta artikel yang lebih valid dan akurat, biar kami perbaiki, terima kasih.
    2. Anonim
      Beliau lahir 1675 dan wafat 1755 dalam usia 80 tahun.
      tahun 1755 bersamaan dengan perjanjian giyanti, dimana kekuasaan mataram dibagi menjadi kasunanan Solo, Kesultanan Jogja dan Mangkunegaran.
      menarik bahwa kesultanan jogja dng pepatihnya danureja, yg juga bupati banyumas, adipati yudanegara III mempertahankan daerah wonosobo dan melepas banjarnegara, purbalingga dan banyumas utk dikuasai kasunanan solo.
      menarik pula nama seconegoro yg punya kesamaan nama dng adipati seconingrat, adipati keturunan demang kalibeber dan juga cucu dr pubati yudanegara/danureja.
      coba ditelusuri lagi....
  2. Leomar
    Leomar
    Sumber silsilahnya dari mana ya?
    Bahwa Tumenggung Jogonegoro keturunan Sunan Kalijogo saya nggak punya catatannya lengkap walaupun tercantum begitu, tapi kalau T.Jogonegoro keturunan Sutomarto itu salah jalur. Sutomarto bin KA Buyut Martoyudo/Martosuto bin KA Putu Martogati/Asmorogati bin KA Sutogati bin KA Karotangan bin KA Henis bin KA Selo bin KA Getas Pendowo bin KA Tarub bin Prabu Brawijaya V. KA Tarub menantu dari Jaka Tarub atau S. Hadiwijaya. KA Karotangan/Pagergunung adalah kakak dari KA Pemanahan pendiri Kasultanan Ngayogyokarto Hadiningrat. R SutomartoII sbg buyut SutomartoI menikah dg RA Kenongowulan sbg buyut dari RT Jogonegoro menurunkan RH Marhamah yang menikahi RA Kuning Putra dari RT Wiroduto yg mrp anak menantu dari Keraton Yogyakarta (Yaitu menikahi buyut dari Prabu Amangkuratjawi jalur perempuan).
  3. Unknown
    Unknown
    Asalamu'alaikum kawulo nyuwun ijazahipun
  4. Agung Yogyakarta
    Agung Yogyakarta
    Mohon Minta nomor Admin

    Saya agung Yogyakarta
    Mau tanya soal Mbah Jogo negoro
    081328635950
Cara Berkomentar bagi yang tidak memiliki blog:
1. Klik select profile --> pilih "Name/URL".
2. Isi nama Anda dan isi dengan alamat facebook Anda.
3. Klik "Lanjutkan".
4. Ketik komentar Anda.
5. Klik "Publish".
6. Centang "CAPTCHA" yang menyatakan bahwa Anda bukan robot.
7. Klik "Publish".